Patah Semangat = Never
Banyak hal dalam hidup kita seringkali membuat kita down, depresi, serasa dunia hancur berkeping2 di sekitar kita. Baik itu kejadian yang sangat memalukan, kesedihan akibat ditinggal seseorang yang kita cintai, atau kegagalan yang bertubi-tubi. Ga ada yang bilang semua itu tidak berat, dan bahkan orang paling kuat pun belum tentu sanggup menanggungnya.
Saya sendiri pernah dirudung duka yang mendalam akibat kehilangan. Pernah juga gagal mencapai milestone yang selalu ingin saya raih sejak kecil. Tapi seperti yang selalu dikatakan oleh kekasih ane gan, “God Will Not Close One Door Without Opening Another...” Mungkin berat, mungkit sulit, tapi kita harus bangkit dari depresi. Karena bagaimana pun, ga peduli seberapa lonely kita merasa dalam hidup kita, selalu ada orang-orang di sekitar kita yang mengasihi kita dengan cara mereka sendiri. Jadi apa kuncinya untuk kita bisa bangkit lagi? Menerima, Melupakan, lalu Memulai Kembali!
“A person’s strength is measured by his will...”
Seperti yang dialami dan dilalui dengan penuh ksatria oleh orang-orang berikut ini.
Derek Redmond, Olimpiade 1992
“I hated the world, and then I felt a hand on my shoulders..”
Adalah seorang pelari asal Buckinghamshire, Inggris, bernama Derek Anthony Redmond. Ia adalah bintang olahraga sprint 400 meter, dan sudah sering memenangkan medali emas di lomba-lomba tingkat Eropa, Dunia dan Commonwealth Inggris. Ia dijagokan untuk Olimpiade 1992 Barcelona, dan berlatih super keras untuk mempersiapkan diri meraih medali emas. Setelah peluit ditiupkan wasit, para pelari melesat di jalur mereka masing-masing, dengan Derek Redmond memimpin jauh di depan.
Tetapi, hanya beberapa puluh meter sebelum garis finish, tiba-tiba otot kakinya robek, dan Derek jatuh kesakitan. Ia pun tersusul oleh pelari-pelari lainnya. Kemenangan yang sudah di depan mata hilang dalam waktu hanya beberapa detik..

Kakinya yang terluka memang sakit, tapi kemenangan yang lenyap dalam sekejap jauh lebih sakit, apalagi di depan ribuan penonton yang menjagokannya di stadium Barcelona. Dalam wawancara dengan salah satu media massa di Inggris, Derek berkata bahwa momen tersebut adalah momen paling menyakitkan dalam hidupnya. Detik terasa seperti berjam-jam.
Akan tetapi, dengan penuh tekad Derek mengacuhkan paramedis dan mencoba berdiri dan melanjutkan perjalanannya ke garis finish. Setiap langkah terasa berat dan sakit luar biasa. Lewat beberapa langkah, di antara bangku penonton terlihat seorang pria paruh baya menyeruak di antara kerumunan, menembus security dan lari menuju Derek. Siapakah dia? Ia adalah Ayahnya.
Sang Ayah menopang Derek dan membantunya berjalan tertatih-tatih ke garis finish, sambil terus memberikan dukungan. 65.000 penonton di stadium Barcelona memberikan standing ovation saat ayah dan anak melewati garis finish, kagum dan tersentuh dengan keduanya, tetapi terutama kepada Derek Richmond, seorang manusia yang telah jatuh, tetapi bertekad bangkit dari keterpurukannya.

Ini url videonya gan, bisa dicek sendiri. Benar-benar menyentuh hati
http://www.youtube.com/watch?v=3mN4P_WxdnE
Kim Phuc, Vietnam 1963
“If I can’t escape the past, I can work with it for peace...”

Mungkin banyak yang belum mengetahuinya, tetapi wanita tersebut pernah berada dalam foto paling terkenal dalam sejarah perang Vietnam. Begitu memilukannya foto itu, sehingga mendapat Pulitzer Prize, penghargaan paling prestisius di bidang jurnalistik. Foto ini juga disebut-sebut telah mempengaruhi banyak pihak untuk menekan AS agar segera menghentikan perang Vietnam.
Kim Phuc hanya berusia 9 tahun ketika desanya, yang dipercaya merupakan tempat persembunyian tentara Vietcong, dibom oleh AU AS. Anak kecil yang berlari telanjang di foto di bawah ini adalah Kim Phuc sendiri, dan anak-anak lainnya adalah adik beserta sepupunya yang berhasil selamat dari pengeboman. Seluruh baju Kim Phuc terbakar dan ia hanya bisa berteriak “Nóng quá, nóng quá!!” (Panas, panas!!) akibat dari pengeboman tersebut, Kim Phuc menderita luka bakar di sekujur tubuh bagian belakangnya. Ia dirawat selama 14 bulan dan menjalani 17 operasi. Ia kehilangan beberapa anggota keluarganya yang tidak sempat kabur. Karena foto ini, ia menjadi korban perang Vietnam paling terkenal di dunia.

Begitu banyak hal yang dialami oleh seorang anak berusia 9 tahun. Tetapi justru inilah bukti keteguhan hati manusia. Tidak ada cobaan yang tidak bisa dilalui. “What does not kill you, makes you stronger”. Dan Kim Phuc adalah bukti nyata dari pepatah tersebut. Sekarang, ia telah menjadi Duta UNESCO, seorang pengarang buku, dan motivator yang menyerukan kedamaian di seluruh dunia. Bravo!
Saya sendiri pernah dirudung duka yang mendalam akibat kehilangan. Pernah juga gagal mencapai milestone yang selalu ingin saya raih sejak kecil. Tapi seperti yang selalu dikatakan oleh kekasih ane gan, “God Will Not Close One Door Without Opening Another...” Mungkin berat, mungkit sulit, tapi kita harus bangkit dari depresi. Karena bagaimana pun, ga peduli seberapa lonely kita merasa dalam hidup kita, selalu ada orang-orang di sekitar kita yang mengasihi kita dengan cara mereka sendiri. Jadi apa kuncinya untuk kita bisa bangkit lagi? Menerima, Melupakan, lalu Memulai Kembali!
“A person’s strength is measured by his will...”
Seperti yang dialami dan dilalui dengan penuh ksatria oleh orang-orang berikut ini.
Derek Redmond, Olimpiade 1992
“I hated the world, and then I felt a hand on my shoulders..”
Adalah seorang pelari asal Buckinghamshire, Inggris, bernama Derek Anthony Redmond. Ia adalah bintang olahraga sprint 400 meter, dan sudah sering memenangkan medali emas di lomba-lomba tingkat Eropa, Dunia dan Commonwealth Inggris. Ia dijagokan untuk Olimpiade 1992 Barcelona, dan berlatih super keras untuk mempersiapkan diri meraih medali emas. Setelah peluit ditiupkan wasit, para pelari melesat di jalur mereka masing-masing, dengan Derek Redmond memimpin jauh di depan.
Tetapi, hanya beberapa puluh meter sebelum garis finish, tiba-tiba otot kakinya robek, dan Derek jatuh kesakitan. Ia pun tersusul oleh pelari-pelari lainnya. Kemenangan yang sudah di depan mata hilang dalam waktu hanya beberapa detik..
Kakinya yang terluka memang sakit, tapi kemenangan yang lenyap dalam sekejap jauh lebih sakit, apalagi di depan ribuan penonton yang menjagokannya di stadium Barcelona. Dalam wawancara dengan salah satu media massa di Inggris, Derek berkata bahwa momen tersebut adalah momen paling menyakitkan dalam hidupnya. Detik terasa seperti berjam-jam.
Akan tetapi, dengan penuh tekad Derek mengacuhkan paramedis dan mencoba berdiri dan melanjutkan perjalanannya ke garis finish. Setiap langkah terasa berat dan sakit luar biasa. Lewat beberapa langkah, di antara bangku penonton terlihat seorang pria paruh baya menyeruak di antara kerumunan, menembus security dan lari menuju Derek. Siapakah dia? Ia adalah Ayahnya.
Sang Ayah menopang Derek dan membantunya berjalan tertatih-tatih ke garis finish, sambil terus memberikan dukungan. 65.000 penonton di stadium Barcelona memberikan standing ovation saat ayah dan anak melewati garis finish, kagum dan tersentuh dengan keduanya, tetapi terutama kepada Derek Richmond, seorang manusia yang telah jatuh, tetapi bertekad bangkit dari keterpurukannya.
Ini url videonya gan, bisa dicek sendiri. Benar-benar menyentuh hati
http://www.youtube.com/watch?v=3mN4P_WxdnE
Kim Phuc, Vietnam 1963
“If I can’t escape the past, I can work with it for peace...”

Mungkin banyak yang belum mengetahuinya, tetapi wanita tersebut pernah berada dalam foto paling terkenal dalam sejarah perang Vietnam. Begitu memilukannya foto itu, sehingga mendapat Pulitzer Prize, penghargaan paling prestisius di bidang jurnalistik. Foto ini juga disebut-sebut telah mempengaruhi banyak pihak untuk menekan AS agar segera menghentikan perang Vietnam.
Kim Phuc hanya berusia 9 tahun ketika desanya, yang dipercaya merupakan tempat persembunyian tentara Vietcong, dibom oleh AU AS. Anak kecil yang berlari telanjang di foto di bawah ini adalah Kim Phuc sendiri, dan anak-anak lainnya adalah adik beserta sepupunya yang berhasil selamat dari pengeboman. Seluruh baju Kim Phuc terbakar dan ia hanya bisa berteriak “Nóng quá, nóng quá!!” (Panas, panas!!) akibat dari pengeboman tersebut, Kim Phuc menderita luka bakar di sekujur tubuh bagian belakangnya. Ia dirawat selama 14 bulan dan menjalani 17 operasi. Ia kehilangan beberapa anggota keluarganya yang tidak sempat kabur. Karena foto ini, ia menjadi korban perang Vietnam paling terkenal di dunia.
Begitu banyak hal yang dialami oleh seorang anak berusia 9 tahun. Tetapi justru inilah bukti keteguhan hati manusia. Tidak ada cobaan yang tidak bisa dilalui. “What does not kill you, makes you stronger”. Dan Kim Phuc adalah bukti nyata dari pepatah tersebut. Sekarang, ia telah menjadi Duta UNESCO, seorang pengarang buku, dan motivator yang menyerukan kedamaian di seluruh dunia. Bravo!








0 komentar: